Minggu, 23 Januari 2011

Bag.2 - Mempengaruhi orang lain untuk membeli | Hipnosis for Selling

2. MEMBINA "RAPPORT"

“Rapport”, yang maknanya adalah kedekatan hubungan atau keakraban merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan proses hipnosis yang dilakukan oleh penghipnosis terhadap subjek terhipnosis. Kegagalan penghipnosis membina keakraban dengan subjeknya akan menyebabkan pikiran bawah sadar (subconscious mind) si subjek tetap resisten terhadap langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh penghipnosis. Demikian pula halnya dengan Hypnosis for Selling. Berhasil tidaknya sang penjual membina “Rapport” kepada calon pembeli akan sangat menentukan hasil akhir yang terjadi. Ini dimungkinkan karena manusia cenderung lebih menerima informasi yang disampaikan oleh pihak lain yang dirasa handal dan akrab dengannya dibanding informasi yang disampaikan oleh figur yang terasa asing dan tidak kompeten. Saat keakraban terbentuk, saran-saran sugestif dari si penjual akan mudah diterima pikiran bawah sadar (subconscious mind) dari calon pembeli.

Bagaimana caranya membentuk sebuah Rapport dengan calon pembeli? Dalam hipnosis, ada 2 (dua) buah faktor yang perlu diperhatikan untuk terciptanya sebuah Rapport, yaitu aspek fisiologi (physiology) dan psikologi (psychology). Aspek fisiologi, merupakan aspek yang berhubungan erat dengan kesan awal yang diterima panca indera dari subjek terhipnosis terhadap penghipnosis itu sendiri. Sehingga, seorang penghipnosis haruslah mampu menimbulkan gambaran sebagai seorang yang kompeten, memiliki pengetahuan yang baik dan mumpuni, serta dapat memberikan kenyamanan secara menyeluruh bagi panca indera subjek terhipnosis, yang meliputi: penglihatan (visual), pendengaran (auditory), perasaan (kinesthetic), penciuman (olfactory), dan pengecap (gustatory). Dalam kaitannya dengan penjualan, seorang penjual tentulah wajib memiliki keterampilan untuk menimbulkan gambaran sebagai seorang profesional yang mampu diandalkan dalam bekerja sama, memiliki pengetahuan yang baik tentang produk/jasa yang ditawarkan, dan mampu memberdayakan penampilan yang diterima oleh panca indera calon pembeli.
Sebagai contoh misalnya: berpenampilan baik dan pantas sesuai dengan profesinya (visual), memiliki teknik dan kualitas nada bicara yang baik (auditory), menimbulkan kesan nyaman, jujur, dan hangat (kinesthetic), serta tidak menimbulkan nuansa bau yang tidak sedap (bau mulut, bau badan, maupun atribut yang lain). Aspek berikutnya, yaitu psikologi, meliputi teknik-teknik yang secara psikologis mampu menimbulkan kesan akrab dan nyaman bagi subjek terhipnosis. Aspek ini meliputi: Verbal / Non Verbal Agreement, Mirroring & Matching, Language Pacing, dan Eye Contact & Eye Allignment Technique. Dalam tinjauan psikologis sering disebut bahwa manusia menyukai orang yang serupa atau sependapat dengan dirinya. Demikian pulalah teknik Verbal / Non Verbal Agreement ini terjadi. Sebuah hubungan akan terjalin saat seseorang bersependapat dan berkesesuaian dengan orang lain. Dengan memberikan “clue” persetujuan secara Verbal seperti penggunaan kata “Ya”, “Saya mengerti”, dll. terlebih dahulu sebelum menyampaikan argumen / pendapat yang berbeda akan lebih memudahkan pikiran bawah sadar (subconscious mind) merasa lebih nyaman. Bahasa tubuh yang menunjukkan persetujuan sangat diperlukan pula, yang meliputi anggukan, sorotan mata persetujuan, ekspresi wajah, dan postur tubuh condong ke depan. Mirroring & Matching adalah teknik membangun Rapport terhadap lawan bicara dengan cara meniru dan menyamakan bahasa tubuhnya. Teknik ini dikenal juga secara populer dalam Neuro Linguistic Programming (NLP).

Teknik ini akan membuat pikiran bawah sadar (subconscious mind) subjek terhipnosis merasa nyaman karena adanya kesamaan bahasa tubuh tersebut. Jenis bahasa tubuh yang dapat ditirukan adalah: postur dan gerakan tubuh, ekspresi wajah, aksen dan kecepatan bicara, serta pola nafas dari subjek terhipnosis. Sebagai catatan, gunakan Mirroring & Matching hanya paga gerakan yang sekiranya disukai lawan bicara, sehingga gerak tubuh yang tidak normal akibat gangguan sesuatu atau kebiasaan buruk sangatlah tidak disarankan untuk ditirukan. Language Pacing merupakan teknik dalam Neuro Linguistic Programming (NLP) pula yang membentuk Rapport dengan cara menganalisa kecenderungan pemilihan kata yang digunakan subjek terhipnosis untuk kemudian diadaptasi dan dipergunakan kembali oleh kita. Pemilihan kata yang serupa sesuai dengan kecenderungan subjek terhipnosis akan menyebabkan pikiran bawah sadarnya (subconscious mind) menjadi lebih nyaman karena adanya kesamaan dan mudah menyerap informasi yang diberikan. Lebih lanjut lagi, dipahami bahwa tiap-tiap manusia mempunyai kecenderungan idera yang dominan dalam menerima informasi yang diberikan kepadanya, apakah secara visual (penglihatan), auditory (pendengaran), atau kinesthetic (perasaan).

Dengan melakukan analisa terhadap kecenderungan sistem inderawi yang digunakan oleh subjek terhipnosis, seorang penghipnosis dapat pula melakukan Language Pacing dengan pemilihan kata berdasarkan dominansi indera tertentu dari subjek terhipnosis, misalkan: “kelihatannya”, “nampaknya”, (visual), “kedengarannya” (auditory), ataupun “rasanya” (kinesthetic). Eye Contact & Eye Allignment Technique merupakan teknik kontak mata dan sudut pandang yang menimbulkan kondisi lebih nyaman bagi subjek terhipnosis. Apabila sekarang ini Anda diumpamakan sedang bercakap-cakap dengan seseorang, di sudut kiri atau kanankah sebaiknya posisi lawan bicara itu berada sehingga akan terasa lebih nyaman bagi Anda? Bagi Anda yang bukan kidal, sebagian besar akan menjawab sisi kanan. Demikian pulalah yang seharusnya terjadi dalam interaksi penghipnosis dan subjek terhipnosis. Pengambilan posisi di sudut kanan subjek dalam berkomunikasi akan menimbulkan suasana yang lebih nyaman bagi pikiran bawah sadar (subconscious mind) lawan bicara. Adanya kontak mata yang cukup juga memegang peranan penting dalam menciptakan Rapport.
Tidak terjadinya kontak mata antara penghipnosis dan subjek terhipnosis berarti tidak terjalinnya hubungan antara penghipnosis dan pikiran bawah sadar (subconscious mind) dari subjek penghipnosis. Sebaliknya, kontak mata yang berlebihan, tidak wajar, dan terlalu dipaksakan akan menyebabkan resistensi / penolakan dari pikiran bawah sadar (subconscious mind) subjek terhipnosis. Lantas, bagaimana caranya memberikan kontak mata yang cukup dan menyenangkan kepada subjek terhipnosis? Kuncinya adalah memberikan sugesti kepada pikiran bawah sadar (subconscious mind) kita sendiri untuk secara tulus, akrab, dan terbuka menjalin komunikasi dengan lawan bicara.

Semoga Sukses - Salam Hangat

Lukman Ahmad Hidayat - Mind & Soul Provocator

1 komentar:

  1. saya pernah ikut pelatihan hypnosis
    sulit ternyata merraport orang

    BalasHapus